
Akhirnya saya pun mencari alternative yang lain. Hmm, sudah mahal nanti kedepan ribet pula kan. Ada juga beberapa agen yang baik yang menginfokan jika perpanjangan SIM berikutnya mungkin akan kendala dan perlu surat rekomendasi dari polres yang dikeluarkan oleh si agen. Berikut ada beberapa screen percapakan saya dengan beberapa agen SIM. Artinya SIM bisa jadi dikeluarkan oleh polres di Aceh atau Papua yang jauh dari alamat kita aslinya. Rata-rata bayarnya hampir 3 juta dan satgas (satuan tugas mungkin ya) berbeda dengan alamat KTP. Tanya sana sini dan lihat beberapa group komunitas, akhirnya saya ada kontak 4 nomer yang berbeda mengenai perpanjingan SIM ini. Akhirnya saya memutuskan bagaimanapun caranya harus perpanjang SIM sehingga Desember nanti pulang bisa memakai motor tanpa perlu mengurus SIM dulu. Namun, pikiran saya, jika SIM nya sudah terlanjur mati, maka harus membuat baru lagi yang akan melewati bebeberapa tahap, tes tulis dan tes praktik yang meskipun sudah demikian ahli membawa motor, tapi besar juga peluangnya tidak lulus tes praktik SIM. Sebenarnya SIM C tidak saya digunakan selama di Australi dan disini saya menggunakan SIM A yang sudah di translate. Jadi mulai mencari-cari kontak yang pernah perpanjang SIM dari luar negeri. Masih belum sempat pulang ke Indonesia sampai Desember nanti.


Jadi September tahun ini, SIM C saya sudah habis waktunya. Oke deh, sesuai janji saat update di ig story, sekarang saya buat cerita bagaimana cara perpanjang SIM nya. Meskipun penuh drama, yang penting berhasil deh ya.

Wah terima kasih polri yang sudah membuat system perpanjangan SIM secara online. SIM nya berhasil juga diterima dengan baik.
